2011 Tarif Akan Tetap Murah |
"Kita tetap akan dorong itu untuk bisa turun," ujarnya sebelum masuk ke mobilnya.
Lebih lanjut Tifatul menambahkan bahwa perlu adanya kesepahaman antara operator telekomunikasi di Indonesia. Hal ini diperlukan agar kompetisi yang ada bisa lebih sehat lagi. "Ini yang besar tidak mau turun, yang kecil terus memaksa turun. Ya perlu sepaham lah. Perlu ada campur tangan pemerintah mengenai hal ini," jelas mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Meskipun dirinya akan tetap mendorong penurunan tarif, Tifatul mengakui bahwa tarif komunikasi di Indonesia sudah murah. "Tapi kalau tarif komunikasi kita sudah murah. Ya, harus dibicarakan lah. Masyarakat juga menginginkan tarif murah tapi kualitas juga tidak kalah kan?," tandasnya.
Sebelumnya dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Umum PT Telkom Rinaldi Firmansyah mengungkapkan kepada detikINET bahwa Indonesia sudah memiliki tarif yang murah. "Kita sudah paling murah loh. Coba bandingkan dengan beberapa tahun lalu. Mau turun sampai berapa lagi? Ini (tarif - red) sudah bukan menjadi mainan yang menarik lagi. Sekarang kita kompetisi memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," katanya saat ditemui di kampus ITB beberapa waktu silam.
Wacana penurunan tarif ini juga mendapat tanggapan dari Sutikno Teguh, pengamat dan praktisi telekomunikasi yang berdomisili di Bandung. Menurutnya tarif yang ada saat ini sudah termurah sepanjang sejarah telekomunikasi di Indonesia. Jika terus dipaksakan untuk turun dirinya khawatir kualitasnya juga akan turun.
"Jangan sampai mati, mereka para operator sudah menurunkan tarif mendekati harga dasarnya. Sudah mentok modal. Kalau dipaksa turun lagi saya khawatir bisnis telekomunikasi di kita bisa mati," tegasnya saat dihubungi ponselnya, Senin (27/12/2010) petang.
Teguh, demikian pria ini akrab dipanggil menyarankan kepada pemerintah agar bisa menjadi wasit dan manager dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Karena menurutnya jika dibiarkan kompetisi yang lebih mengandalkan tarif ini terus dibiarkan maka industrinya bisa mati. Dan hal itu bisa mengancam kestabilan perekonomian Indonesia.
"Regulasi harus jelas. Pemerintah juga harus memikirkan industri ini. Karena dari semua operator telekomunikasi, pemain lokalnya kan tinggal empat. Yang lain sudah dikuasai asing. Pemerintah juga harus bisa menjadi manajer. Sehingga bisa mengatur kapan boleh murah dan kapan tidak. Ini untuk keberlangsungan industri ini," tukasnya. [detikinet]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar